Thursday, December 29, 2016

Buku Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta)

- 0 comments
Buku Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta)
Buku Taksonomi Tumbuihan (Spermatophyta) ini saya dapatkan di Perpustakaan Daerah Purbalinga. Lumayan juga sebagai tambahan referensi blog taksonomi ini.

Judul buku : Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta)
Penulis : Gembong Tjitrosoepomo
Penerbit : Gadjah Mada University Press
Tahun Terbit : 2002
Jumlah hal : x + 477 hal
ISBN : 979-420-084-0
Cetakan ketujuh

Buku taksonomi tumbiuhan ini membahas kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji dan berkembang bika, terutama dengan biji. Sehingga kelompok tumbuhan ini dinamakan tumbuhan biji atau dikenal dengan nama ilmiah Spermatophyta, Anthophyta, Phanerogamae atau Embryophyta siphonogama.

Tumbuhan biji ini merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat filogenetik tertinggi, yang memiliki ciri khas yaitu adanya organ berupa biji (artinya sperma dalam bahasa Yunani). Pembentukan embrio ini tidak selalu didahului oleh peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan (secara seksual). Pembentukan embrio melalui sel-sel kelamin dikenal dengan nama amfimiksis, sedangkan pembentukan embrio tanpa melalui peristiwa perkawinan disebut dengan apomiksis.

Tumbuhan berbiji ini disebut juga sebagai Anthophyta atau tumbuhan bunga ( dalam bahasa Yunani, anthos berarti bunga dan phyton berarti tumbuhan). Tumbuhan berbiji ini oleh Eicher diberi nama Phanerogamae (dalam bahasa Yunani phaneros artinya tampak atau jelas dan gamein artinya kawin). Tumbuhan berbiji ini disebut juga dalam istilah Embryophyta siphonogama yang berarti tumbuhan yang mempunyai embrio dan perkawinan melalui pembentukan suatu buluh serbuk sari (mikroprotalium). Dalam bahasa Yunani embryon artinya embrio atau lembaga, phyton artinya tumbuhan, siphon artinya pipa atau buluh dan gamein artinya kawin.

Tumbuhan biji yang ada di dunia ini berjumlah sekitar 170 ribu jenis, sedangkan jumlah flora atu tumbuhan di dunia sekitar 300 ribu jenis tumbuhan. Sehingga dapat dikatakan zaman sekarang ini disebut "zaman tumbuhan biji".

Divisi tumbuhan biji dibedakan menjadi dua anak divisi yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).

Anak Divisi Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Kelas 1 : Paku biji (Pteridospermae)
               Bangsa : Caytoniales
Kelas 2 : Gycadinae
Kelas 3 : Bennettinae
Kelas 4 : Cordaitinae
Kelas 5 : Ginkyoinae
Kelas 6 : Coniferae atau Coniferinae
Bangsa : Taxales
Bangsa : Araucarieles
Bangsa : Podocarpales
Bangsa : Pinales
Bangsa : Cupressales
Kelas 7 : Gnetinae
Bangsa : Ephedrales
Bangsa : Gnetales
Bangsa : Welwitschiales

Anak Divisi : Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Kelas : Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah (Dicotyledoneae)
Anak Kelas : Monochlamydeae (Apetalae)
Bangsa : Casuarinales  (Verticillatae)
Bangsa : Fagales
Bangsa : Myricales
Bangsa : Juglandales
Bangsa : Salicales
Bangsa : Urticales
Bangsa : Piperales
Bangsa : Proteales
Bangsa : Santalales
Bangsa : Polygonales
Bangsa : Caryophyllales (Centrospermae)
Bangsa : Euphorbiales (Tricoccae)
Bangsa : Hamamelidales

Anak Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae (Ranales atau Ranunculales)
Bangsa : Aristolochiales
Bangsa : Rosales
Bangsa : Myrtales
Bangsa : Rhoeadales (Brassicales)
Bangsa : Sarraceniales
Bangsa : Parietales (Cistales)
Bangsa : Guttiferales (Clusiales)
Bangsa : Malvales (Columniferae)
Bangsa : Geraniales (Gruinales)
Bangsa : Malpighiales
Bangsa : Polygalales
Bangsa : Rutales
Bangsa : Sapindales
Bangsa : Balsaminales
Bangsa : Rhamnales
Bangsa : Celastrales
Bangsa : Umbelliflorae (Apiales)

Anak Kelas : Sympetalae
Bangsa : Plumbaginales
Bangsa : Primulales
Bangsa : Ebenales
Bangsa : Ericales
Bangsa : Campanulatae (Asterales, Synandrae)
Bangsa : Rubiales
Bangsa : Ligustrales (Oleales)
Bangsa : Contortae (Apocynales)
Bangsa : Tubiflorae (Solanales, Personatae)
Bangsa : Cucurbitales

Kelas : Monocotyledoneae (Monocotylae)
Bangsa : Helobiae (Alismatales)
Bangsa : Triuridales
Bangsa : Farinosae (Bromeliales)
Bangsa : Liliflorae (Liliales)
Bangsa : Cyperales
Bangsa : Poales (Glumiflorae)
Bangsa : Zingiberales (Scitamineae)
Bangsa : Gynandrae (Orchidales)
Bangsa : Arecales (Spadiciflorae)
Bangsa : Pandanales

Demikianlah ringkasan dari isi buku Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta) yang ditulis oleh Gembong Titrosepomo. Semoga bisa menjadi referensi yang bermanfaat bagi siapapun yang sedang mempelajari klasifikasi makhluk hidup/taksonomi, khususnya dunia tumbuhan.
Selamat membaca.


Referensi : Tjitrosoepomo, Gembong. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press  (Cetakan ketujuh).



























[Continue reading...]

Friday, December 2, 2016

Penamaan dan Pengelompokkan Tumbuhan

- 0 comments
Penamaan dan pengelompokkan hewan sangat penting untuk mengenali ratusan ribu jenis tumbuhan di bumi ini. Tercatat ada 380 ribu jenis tumbuhan yang telah ditemukan. Dari sejumlah itu terdapat sekitar 234 ribu merupakan tumbuhan berbunga.

Tumbuhan ini terbagi dalam beberapa jenis, misalnya tumbuhan bunga, tumbuhan yang tumbuh di gurun pasir, tumbuhan yang dapat memakan serangga.

Tumbuhan ini sangat berperan dalam menjamin kelangsungan makhluk hidup lain yaitu sebagai penghasil oksigen serta untuk menjaga kestabilan iklim di bumi. Berbeda dengan makhluk lain, seperti hewan misalnya, tumbuhan ini mampu untuk membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis.

Pengelompokkan tumbuhan, salah satunya berdasarkan tempat hidupnya. Berdasarkan tempat hidupnya ini, dikenal tumbuhan xerofit, hidrofit,  higrofit dan halofit.
Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di tempat yang kering. Misalnya tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus ini memiliki akar yang panjang untuk dapat mencapai sumber air. Kaktus juga memiliki daun yang berubah menjadi duri untuk mengurangi penguapan air melalui daun.
Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan berair. Misalnya tumbuhan teratai. Teratai ini memiliki daun yang lebar untuk memperbanyak penguapan.
Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab. Contohnya tumbuhan lumut.
Halofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang kandungan garamnya tinggi. Misalnya pohon kelapa.

Tumbuhan juga dapat dibedakan menjadi tumbuhan perpembuluh dan tidak berpembuluh.
Tumbuhan tidak berpembuluh 
Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan yang tidak mempunyai jaringan pengangkut. Misalnya lumut. Lumut merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh di tempat yang lembab. Berdasarkan bentuk tubuhnya, lumut dibedakan menjadi lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk. Lumut hati sesuai namanya berbentuk hati. Lumut daun tubuhnya menyerupai tanaman tinggi, karena memiliki struktur yang mirip dengan akar, batang, dan daun. Misalnya Sphagnum dan Mitrum. Lumut tanduk sesuai namanya berbentuk menyerupai tanduk.

Tumbuhan berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang memiliki jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut ini ada dua yaitu pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem). Pembuluh kayu (xilem) berfungsi untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai ke daun. Pembuluh tapis (floem) berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Contoh tumbuhan berpembuluh yaitu tumbuhan paku dan tumbuhan biji.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan tidak berbunga yang tumbuh di tempat-tempat lembab. Tumbuhan ini biasa dipelihara sebagai tanaman hias.

Tumbuhan berbiji terdiri dari tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri : tulang daunnya berbentuk pita atau sejajar; tidak memiliki kambium, batangnya beruas dan tidak bercabang serta berakar serabut. Misalnya pohon pisang.
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri : tulang daunnya ada yang menjari atau menyirip; batangnya berkambium, batangnya tidak beruas dan bercabang serta berakar tunggang. Misalnya pohon jambu.

Selain pengelompokkan berdasarkan habitat hidupnya maupun pembuluhnya, tumbuhan juga bisa dikelompokkan ke dalam tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Tumbuhan yang bisa dikonsumsi dikelompokkan menjadi tumbuhan sayur serta tumbuhan pangan.

Tumbuhan sayur
Sayuran merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber makanan. Berdasarkan bagian-bagian yang dimakan, sayuran dibedakan menjadi sayuran buah (misalnya tomat dan cabe), sayuran berbatang (misalnya seledri), sayuran daun (misalnya bayam dan kubis), sayuran berumbi lapis (misalnya bawang merah dan bawang putih), dan sayuran berumbi batang (misalnya kentang).

Tumbuhan pangan
Kelompok tumbuhan yang dapat dikonsumsi adalah buah-buahan dan polong-polongan. Contoh buah yaitu jambu, pisang, pepaya, anggur dan lain-lain. Contoh polong-polongan yaitu kedelai dan kacang tanah. Sereal merupakan tumbuhan yang menjadi makanan pokok, seperti padi, jagung, gandum, sagu dan sebagainya.

Pengelompokkan lain misalnya ada tumbuhan yang menjadi bahan minuman misalnya kopi dan teh. Ada juga tumbuhan yang menjadi bahan aditif, seperti penyedap (daun salam, bawang putih dan jahe), serta pewarna (anggur, daun jati, tomat, kunir).

Pembahasan lebih lanjut mengenai dunia tumbuhan dapat ditemukan pada postingan selanjutnya.











Sumber referensi
Aryandi, Ari Wahyu. 2009. Dunia Tumbuhan. PT Sarana Panca Karya Nusa
Sumber gambar http://www.discoverlife.org/nh/tx/Plantae/images/links/Polystichum_acrostichoides,I_JP491_1.jpg

[Continue reading...]

Wednesday, November 30, 2016

Berbagai Jenis Dinosaurus

- 0 comments
Misteri kehidupan Dinosaurus sampai sekarang masih menarik untuk diperbincangkan. Berbagai jenis Dinosaurus juga "dihidupkan" kembali, baik lewat film dokumenter, film fiksi, film kartun, komik, dan sumber lain.




Jenis-jenis Dinosaurus dalam postingan ini saya ambilkan dari buku Dinosaurus Hewan Prasejarah dan Binatang Buas.
1. Apatosaurus
Apatosaurus ini sebelumnya dikenal sebagai Brontosaurus yang merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup pada periode Jurassic.
2. Allosaurus
Allosaurus ini merupakan dinosaurus besar pemakan daging yang hidup pada periode Jurassic akhir.
3. Archaeopteryx
Archaeopteryx adalah dinosaurus kecil berbulu yang hidup pada periode Jurassic akhir. Meskipun Archaeopteryx memiliki bulu yang efisien untuk terbang, tetapi para ahli tidak menyimpulkan demikian.
4. Barosaurus
Barosaurus merupakan dinosaurus yang besar. Dia memiliki ekor yang banyak cabang serta berduri tajam untuk menyerang lawannya
5. Brachiosaurus
Brachiosaurus juga merupakan dinosaurus besar yang hidup pada periode Jurassic Akhir. Brachopsaurus ini merupakan dinosaurus yang makan dedaunan (herbivora) pada pohon yang tinggi.
6. Coelophysis
Coelophysis merupakan dinosaurus kecil pemakan daging.
7. Compsognathus
Compsognathus merupakan donosaurus burung karnivora yang kecil. Makanannya berupa serangga, kadal kecil, dan mamalia.
8. Corythosaurus
Corythosaurus mempunyai ciri khas adanya jambul di kepalanya. Corythosaurus ini merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan.
9. Deinonychus
Deinonychus merupakan dinosaurus berukuran sedang yang berjalan dengan menggunakan dua kaki.
10. Diplodocus
Diplodocus merupakan salah satu dinosaurus terbesar yang hidup pada periode jaman Jurasic. Diplodocus ini merupakan dionaurus pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti rumput di daerah rawa-rawa dan air dangkal.
11. Edmontosaurus
Edmontosaurus merupakan dinosaurus herbivora, seperti pohon pinus, ranting dan jagung.
12. Giganosaurus
Giganosaurus ini merupakan dinosaurus pemakan daging yang besar. Giganosaurus ini hidup pada periode Crateceous akhir. Giganosaurus ini hidup hampir 30 juta tahun sebelum kehadiran Tyrannosaurus.
13. Hypsilophodon
Hypsilophodon ini merupakan dinosaurus kecil yang memakan dedaunan yang rendah bahkan kemungkinan memakan tunas muda dan akar.
14. Herrerasaurus
Herrerasaurus ini merupakan dinosaurus karnivora bipedal atau berdiri dengan dua kaki seperti Edmontosaurus.
15. Ichthyosaurus
Ichthyosaurus merupakan jenis reptil laut yang hidup ratusan juta tahun lalu dari periode Triassic awal sampai pertengahan periode Cretaceous.
16. Iguanodon
Iguanodon merupakan dinosaurus herbivora besar yang hidup pada periode awal Cretaceous.
17. Maiasaura
Maiasaura merupakan dinosaurus bipedal (berdiri dengan dua kaki) yang hidup pada periode Cretaceous Akhir.
18. Mamenchisaurus
Mamenchisaurus merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup pada periode Jurassic Akhir, sekitar 150 juta tahun lalu.
19. Megalosaurus
Megalosaurus ini disamping Iguanodon merupakan dinosaurus yang pertama kali dipelajari oleh para ahli.  Megalosaurus ini merupakan dinosaurus pemakan daging yang hidup saat Periode Jurassic.
20. Oviraptor
Oviraptor (latin : pencuri telur) merupakan dinosaurus kecil pemakan daging yang hidup saat periode Cretaceous.
21. Pachycephalosaurus
Pachycephalosaurus (Yunani : kadal berkepala tebal) merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup pada periode Cretaceous Akhir.
22. Parasaurolophus
Parasaurolophus merupakan dinosaurus yang mampu berjalan dengan menggunakan dua atau empat kakinya.
23. Protoceratop
Protoceratop (Yunani : yang pertama memiliki tanduk di muka) merupakan dinosaurus kecil pemakan tumbuhan yang hidup pada Periode Cretaceous akhir (sekitar 97 - 65 juta tahun yang lalu).
24. Pentaceratops
Pentaceratpos merupakan dinosaurus herbivora yang memiliki lima tanduk. Ia hidup pada periode Cretaceous akhir.
25. Spinosaurus
Spinosaurus dimungkinkan merupakan dinosaurus karnovora terbesar yang pernah ada, bahkan lebih besar dari Tyrannosaurus rex.
26. Pteranodon
Pteranodon merupakan pterosaurus terbesar yang hidup pada saat Periode Cretaceous (135 - 65 juta tahun yang lalu). Reptil terbang ini tidak memiliki gigi, tetapi memiliki rentang sayap sampai 8 meter.
27. Stegosaurus
Stegosaurus merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan yang dikenal dengan pelat segitiga besar di punggungnya  mulai dari kepala sampai ekornya. Stegosaurus ini hidup pada Periode Jurassic Akhir (sekitar 150 juta tahun yang lalu).
28. Triceratops
Triceratops merupakan dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup dalam Periode Cretaceous. Triceratops ini memiliki tiga tanduk di tengkorak kepalanya, yaitu satu di moncong dan dan satu di atas masing-masing matanya.
29. Troodon
Troodon merupakan dinosaurus kecil yang hidup di saat Periode Cretaceus akhir. Troodon ini diperkirakan sebaga dinosaurus karnivora, meskipun dalam penelitian lebih lanjut ia mungkin sebagai binatang omnivora.
30. Veliciraptor
Veliciraptor merupakan dinosaurus pemakan daging yang hidup pada Periode Cretaceous Akhir. Ia merupakan predator yang sangat gesit serta mampu berlari dengan sangat cepat menggunakam dua kaki.
31. Tyrannosaurus
Tyrannosaurus ini memiliki panjang mencapai 12,5 m, tinggi 5 m, serta beratnya lebih dari 5 ton. Kekuatan gigitan tyranosaurus ini diprediksikan lebih kuat dari dinosaurus pemakan daging lainnya.

Demikianlah postingan mengenai berbagai jenis dinosaurus. Untuk detil masing-masing jenisnya tersebut tunggulah di postingan berikutnya.


Bacaan lebih lanjut :
Hanifah, Abu Nuha. 2012. Dinosaurus Hewan Prasejarah dan Hewan Buas. Familia (Group Relasi Inti Media)

Sumber gambar : http://pulpn.com/wp-content/uploads/2015/12/mitos-populer-yang-dipercaya-orang-tentang-dinosaurus-pulpn-com-6.jpg
[Continue reading...]

Cacing (Vermes) : Parasit?

- 0 comments


Beraneka ragam cacing (vermes)  ini saya dapatkan dari buku Beraneka Ragam cacing yang ditulis oleh Rasya M (PT Sandiarta Sukses tahun 2009). Dalam buku ini dijelaskan berbagai jenis cacing dari ciri umum, klasifikasi, habitat, jenis makanan, cara berkembang biak, ciri khusus, hingga keberadaan atau status hewan tersebut saat ini.


Namun dalam postingan ini tentunya tidak membahas secara mendetail. Pembahasan mendetail akan dibahas khusus dalam postingan mengenai spesies tertentu.

Ada 27 jenis cacing yang disebutkan dalam buku tersebut, yaitu

  1. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
  2. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
  3. Bispira brunnea (cluster duster)
  4. Clonorchis sinensis
  5. Dirofilaria immitis  (cacing jantung)
  6. Eisenia fetida (cacing harimau)
  7. Enterobius vermicularis (cacing keremi)
  8. Fasciola
  9. Gordius (cacing rambut kuda)
  10. Haemadipsa javanica (lintah)
  11. Lumbricus (cacing tanah)
  12. Lumbricus rubellus (cacing merah)
  13. Medusa (cacing rambut api)
  14. Necator americanus (cacing tambang)
  15. Palola viridis (cacing palolo)
  16. Perionyx
  17. Pheretima
  18. Schistosoma mansoni (cacing darah)
  19. Spirobranchus giganteus
  20. Strongyloides starcoralis
  21. Swima bombiviridis
  22. Taenia
  23. Terriswalkeris terraereginae (cacing biru)
  24. Trichinella spiralis
  25. Trishuris trichirua (cacing cambuk)
  26. Tubifex tubifex
  27. Wuchereria bancrofti  (cacing filaria)

Cacing (vermes) ini ada yang berada dalam filum Nematoda, Annelida, Platyhelmintes, maupun Nematomorpha.
Cacing sebagai parasit
Tidak semua cacing sebagai parasit. Misalnya Bispira brunnea yang tinggal di karang-karang maupun Eisenia fetida (cacing harimau) yang tinggal di lapisan tanah dengan memakan sampah. Ada juga Gordius (cacing rambut kuda) yang saat bertelur sampai menjelang dewasa menjadi parasit pada insekta tetapi kalau dewasa hidup di air.
Berikut cacing-cacing yang hidup sebagai parasit.

  1. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) hidup pada usus halus mamalia seperti manusia, anjing, maupun kucing. Cacing ini  mengisap darah  yang menyebabkan inangnya mengalami kekurangan darah (anemia). 
  2. Ascaris lumbricoides (cacing tambang) juga hidup di dalam usus manusia, yang dalam jumlah banyak akan mengumpal dan membentuk bola sehingga saluran pencernaan menjadi tersumbat.
  3. Dirofilaria immitis (cacing jantung) juga menginfeksi kucing, rubah, musang dan manusia melalui perantara nyamuk Anopheles yang telah mengisap darah anjing atau hewan yang terinfeksi cacing ini.
  4. Enterobius vermicularis (cacing keremi) yang tinggal di usus besar (saat masih kecil) dan di sekitar anus (cacing dewasa). Cacing ini hidup dengan cara mengisap sari-sari makanan.
  5. Fasciola yang memiliki dua spesies yaitu Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica  hidup sebagai parasit di hati sapi, kambing, domba dan hewan memamah biak lainnya.
  6. Necator americanus juga merupakan cacing tambang yang hidup pada usus kecil mamalia seperti manusia, kucing dan anjing.
  7. Schistosoma mansoni (cacing darah) ini hidup dalam pembuluh darah manusia dengan  cara mengisap darah. Cacing ini dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan penyakit Istestinal schitosomiasis dan demam Katayama.
  8. Strongyloides starcoralis merupakan cacing parasit pada usus manusia. Cacing ini sangat berbahaya bagi bayi karena dapat tertular melalui ASI (Air Susu Ibu).
  9. Taenia terdiri dari dua spesies yaitu Taenia saginata dan Taenia solium. Tanea saginata endoparasit pada usus sapi, sedangkan Taenia solium endoparasit pada usus babi.
  10. Trichinella spiralis ini menyerang pada usus halus manusia. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika telah memakan daging babi karena daging tersebut mengandung sista, karena tidak dimasak sampai matang. Penyakit ini dikenal dengan nama Trichinosis.
  11. Trishuris trichirua (cacing cambuk) ini mempertahankan hidupnya mengisap darah dari dinding usus manusia. Telur cacing ini bercampur di tanah dalam lingkungan yang kotor. Manusia dapat terkena infeksi terkuariasis, yaitu ketika telur cacing tersebut tertelan yang akhirnya menetas dalam usus halus.
  12. Wuchereria bancrofti  (cacing filaria) ini hidup dalam pembuluh getah bening atau pembuluh limfa pada kaki manusia dengan cara mengisap darah manusia. Cacing ini menyumbat pembuluh limfa sehingga berakibat bengkak dan membesar pada kaki seperti kaki gajah. Penyakit kaki gajah disebut Elepantiasis.
Demikianlah postingan mengenai berbagai ragam cacing (vermes) serta habitatnya sebagai parasit pada makhluk hidup, khususnya hewan mamalia. Semoga bermanfaat.


Referensi
Rasya M. 2009. Beraneka Ragam Cacing (Vermes). PT Sandiarta Sukses

Sumber gambar :
http://www.dearyoti.com/wp-content/uploads/Cacing-tanah-dan-manfaatnya.jpg
[Continue reading...]

Tuesday, November 29, 2016

Penamaan dan Pengelompokkan pada Hewan

- 0 comments
Hewan yang ada di bumi ini banyak sekali dan beraneka ragam. Tentunya akan sangat menyulitkan jika tidak dilakukan penamaan maupun pengelompokkan pada hewan tersebut.

Penaaman terhadap hewan bermanfaat agar kita dapat mengenalinya. Misalnya kita melihat semut, kita tahu bahwa ada semut merah, semut rang rang, semut gula dan sebagainya. Ikan pun banyak jenisnya, ada ikan lele, mujahir, gabus, nila, pari, bandeng dan seterusnya. Tentunya akan sulit bagi kita mengenalinya tanpa memberi nama untuk tiap-tiap jenis hewan tadi.

Penamaan pada hewan menggunakan nama ilmiah, yang dikenal dengan binomial nomenclatureBinomial nomenclature ini adalah cara penamaan makhluk hidup dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan marga dan kata kedua menunjukkan jenis. Penggunaan tata nama ini penting karena tidak semua daerah bahkan negara memiliki nama yang sama terhadap jenis hewan tertentu. Misalnya kerbau. Di Jawa Tengah hewan tersebut dinamakan kebo, di Jawa Barat dinamaan munding. Di Filipina kerbau dinamakan karabau, sedangkan bahasa Inggrisnya sendiri adalah buffalo. Nama ilmiah kerbau yang bisa digunakan secara internasional adalah Bubalus bubalis.

Hewan-hewan di muka bumi ini bisa dikelompokkan berdasarkan faktor tertentu. Misalnya berdasarkan tempat hidupnya dikenal hewan yang hidup di darat, hewan hidup di air, dan hewan yang hidup di dua alam (amfibi). Berdasarkan jenis makanannya, hewan bisa dibedakan dengan hewan pemakan tumbuhan (herbivora), hewan pemakan daging (karnivora) dan hewan yang suka makan tumbuhan dan juga hewan (omnivora). Berdasarkan penutup hidunya, hewan juga bisa dibedakan menjadi hewan bersisik, hewan berambut dan hewan bercangkang. Berdasar ada tidaknya tulang belakang, dikenal adanya hewan tak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

Dalam biologi, pengelompokkan hewan tersebut dikenal dengan klasifikasi. Ilmu yang mempelajari klasifikasi itu disebut dengan taksonomi.

Lebih lanjut mengenai klasifikasi atau taksonomi tunggu saja di postingan selanjutnya.

Bacaan lebih lanjut : Aryandi, Ari Wahyu. 2009. Dunia Hewan. PT Sarana Panca Karya Nusa
Sumber gambar : https://cdns.klimg.com/newshub.id/news/2015/06/26/7351/22549-1000xauto-hewan-puasa.jpg

[Continue reading...]

Berbagai Jenis Elang

- 0 comments
Berbagai jenis elang ini saya temukan dalam buku Beraneka Ragam Burung (Aves) yang ditulis oleh Alya Fathiya (Penerbit PT Sandiarta Sukses tahun 2009).






Di dalam buku tersebut dijelaskan setidaknya ada 28 jenis elang, yaitu :

  1. Elang Bonelli (Hieraaetus fasciatus)
  2. Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus)
  3. Elang Buteo (Buteo buteo)
  4. Elang Flores (Spizaetus floris)
  5. Elang Gunung (Spizaetus alboniger)
  6. Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)
  7. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
  8. Elang Kecil (Hieraaetus  morphnoides)
  9. Elang Kelabu (Butastur indicus)
  10. Elang Perut-Karat (Hieraaetus kienerii)
  11. Elang Sayap-Cokelat (Butastur liventer)
  12. Elang Setiwel (Hieraaetus pennatus)
  13. Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus)
  14. Elang Wallace(Spizaetus nanus)
  15. Elang-Alap Besra (Accipiter virgatus)
  16. Alang-Alap Cokelat (Accipiter fasciatus)
  17. Elang-Alap Doria (Accipiter dariae)
  18. Elang-Alap Ekor-Totol (Accipiter trinotatus)
  19. Elang-Alap Halmahera (Accipiter henicogrammus)
  20. Elang-Alap Kalung (Accipiter cirrhocephalus)
  21. Elang-Alap Kecil (Accipiter nanus)
  22. Elang-Alap Kelabu (Accipiter novaehollandiae)
  23. Elang-Alap Kepala-Kelabu (Accipiter griseiceps)
  24. Elang-Alap Mantel-Hitam (Accipiter melanochlamys)
  25. Elang-Alap Meyer (Accipiter meyerianus)
  26. Elang-Alap Nippon (Accipiter gularis)
  27. Elang-Alap Pucat-Sosonokan (Accipiter poliocephalus)
  28. Elang-Alap Shikra (Accipiter badius)

Elang ini termasuk dalam  filum  Chordata, kelas Aves, ordo Accipitriformes dan famili  Accipitridae. Sedangkan untuk genusnya bermacam-macam, ada yang bergenus Hieraaetus, Spizaetus, Buteo, Ictinaetus, Butastur, dan Accipiter.

Jenis makanan elang :
Elang memakan berbagai jenis hewan seperti mamalia (kelinci, tikus, tupai), reptil (kadal) dan burung (merpati, camar, gagak, kuntul dan bangau), serangga bahkan bangkai hewan.

Cara berkembang biak elang
Elang berkembang biak dengan bertelur

Sumber gambar :
http://pecintahewan.com/wp-content/uploads/2016/03/Burung-Elang-Hewan-Predator-Karnivora.jpg

[Continue reading...]

Saturday, November 19, 2016

Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

- 0 comments
Klasifikasi makhluk hidup ini selalu mengalami perkembangan. Klasifikasi ini diakui dan dipakai secara internasional.

Sistem Klasifikasi
a. Klasifikasi sistem alami
Didasarkan pada banyaknya persamaan ciri morfologi. Penganutnya Aristoteles dan Theophrastus
b. Klasifikasi sistem buatan
Didasarkan pada sedikit persamaan ciri morfologi alat reproduksi
c. Klasifikasi sistem filogenik
Didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antara takson yaitu kelompok yang terbentuk dari pengklasifikasian. Diperkenalkan oleh Darwin (1859).

Klasifikasi versi Carolus Linnaeus
Linnaeus telah memperhatikan urutan atau tingkatan kelompok takson, dari yang tertinggi sampai ke yang terendah seperti :
Kingdom (kerajaan)
Divisi (golongan)
Klasis (kelas)
Ordo (bangsa)
Famili (suku)
Genus (keturunan)
Spesies (jenis)

Beberapa Sistem Klasifikasi
1. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom
a. Plantae (dunia tumbuhan)
b. Animalia (dunia hewan)

2. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
a. Plantae
b. Fungi
c. Animalia

3. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
a. Prokariota
b. Fungi
c. Plantae
d. Animalia

4. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
a. Monera
b. Protista
c. Fungsi
d. Plantae
e. Animalia

5. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
a. Virus
b. Monera
c. Protista
d. Fungi
e. Plantae
f. Animalia

Klasifikasi ini pun terus berkembang, bahkan sudah dikenal sampai 8 kingdom. Untuk penjabaran masing-masing klasifikasi di atas tunggu ya pada postingan selanjutnya

Sumber gambar :
http://creationsafaris.com/images/linnaeus.jpg

[Continue reading...]

Pengantar Klasifikasi Makhluk Hidup

- 0 comments
Makhluk hidup di dunia ini begitu beragam. Dari makhluk hidup yang berukuran sangat kecil sampai yang sangat besar. Dari makhluk hidup yang sederhana sampai makhluk hidup yang sangat kompleks. Pengelompokkan ini dilakukan manusia untuk mempermudah dalam mengenal maupun mempelajari makhluk hidup. Pengelompokkan biasa kita lakukan. Misalnya kita mengelompokkan tumbuhan dalam berbagai jenis. Ada tanaman hiasa, tanaman budi daya, tanaman kacang-kacangan, tanaman perdu, tanaman sayur-sayuran dan sebagainya. Atau dalam dunia hewan, kita biasa mengelompokkan adanya hewan buas, hewan peliharaan dan sebagainya.



Ilmu yang mempelajari mengenai cara atau metode pengklasifikasian makhluk hidup ini disebut dengan taksonomi.

Klasifikasi makhluk hidup ini didasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan bentuk kromosom. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam unit-unit tertentu, yang disebut dengan takson. Takson disusun dari takson paling tinggi ke takson paling rendah. Takson dengan sedikit persamaan ciri-ciri dimasukkan ke dalam takson yang tingkatannya lebih tinggi. Semakin rendah takson semakin banyak persamaan ciri-cirinya.

Misalnya ditemukan makhluk hidup dengan ciri-ciri dapat bergerak aktif dan tidak berklorofil maka dapat dipastikan makhluk tersebut dimasukkan dalam golongan hewan. Hewan pun masih dikelompokkan dalam hewan  yang bertulang belakang dan tidak bertulang belakang. Hewan bertulang belakang pun masih bisa dikelompokkan lagi dalam kelompok aves, amfibi, reptilia. pisces, dan mamalia. Demikian juga seterusnya kelompok-kelompok tersebut pun masih bisa dikelompokan lagi, misalnya mamalia dapat dikelompokkan lagi dalam kelompok karnivora, insectivora, marsupialia, redentia, sirenia dan sebagainya.

Manfaat klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup ini memiliki manfaat atau kegunaan yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan. Misalnya kita sedang menguji suatu obat yang akan diberikan pada manusia. Sebelum obat tersebut diterapkan manusia, obat tersebut bisa diuji pada hewan yang memiliki kekerabatan dekat dengan manusia, misalnya pada kera. Ketika obat itu aman dikonsumsi oleh kera tersebut, selanjutnya obat tersebut dapat diujicobakan pada manusia.
Dengan melalui klasifikasi kita juga bisa mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Misalnya tikus memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan jerapah ketimbang dengan buaya. Persamaan antara tikus dan jerapah bisa dilihat dari  sama-sama menyusui, berambut dan hidup di satu alam.

Dalam proses klasifikasi ini diperlukan tata nama (nomen clatur) untuk memberikan nama pada makhluk hidup tertentu.
Penamaan ini dimaksudkan untuk tujuan sebagai berikut.
1. membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
2. menyusun hubungan kekerabatan antar kelompok
3. memudahkan dalam mengenal ciri-ciri kelompok
4. menunjukkan tingkatan dalam taksonomi.

Tahapan sistem klasifikasi
a. Identifikasi atau pencanderaan ciri-ciri makhluk hidup
b. Pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri
c. Pemberian nama takson




[Continue reading...]
 
Copyright © . Taksonomi Makhluk Hidup - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger