Wednesday, November 30, 2016

Cacing (Vermes) : Parasit?



Beraneka ragam cacing (vermes)  ini saya dapatkan dari buku Beraneka Ragam cacing yang ditulis oleh Rasya M (PT Sandiarta Sukses tahun 2009). Dalam buku ini dijelaskan berbagai jenis cacing dari ciri umum, klasifikasi, habitat, jenis makanan, cara berkembang biak, ciri khusus, hingga keberadaan atau status hewan tersebut saat ini.


Namun dalam postingan ini tentunya tidak membahas secara mendetail. Pembahasan mendetail akan dibahas khusus dalam postingan mengenai spesies tertentu.

Ada 27 jenis cacing yang disebutkan dalam buku tersebut, yaitu

  1. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
  2. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
  3. Bispira brunnea (cluster duster)
  4. Clonorchis sinensis
  5. Dirofilaria immitis  (cacing jantung)
  6. Eisenia fetida (cacing harimau)
  7. Enterobius vermicularis (cacing keremi)
  8. Fasciola
  9. Gordius (cacing rambut kuda)
  10. Haemadipsa javanica (lintah)
  11. Lumbricus (cacing tanah)
  12. Lumbricus rubellus (cacing merah)
  13. Medusa (cacing rambut api)
  14. Necator americanus (cacing tambang)
  15. Palola viridis (cacing palolo)
  16. Perionyx
  17. Pheretima
  18. Schistosoma mansoni (cacing darah)
  19. Spirobranchus giganteus
  20. Strongyloides starcoralis
  21. Swima bombiviridis
  22. Taenia
  23. Terriswalkeris terraereginae (cacing biru)
  24. Trichinella spiralis
  25. Trishuris trichirua (cacing cambuk)
  26. Tubifex tubifex
  27. Wuchereria bancrofti  (cacing filaria)

Cacing (vermes) ini ada yang berada dalam filum Nematoda, Annelida, Platyhelmintes, maupun Nematomorpha.
Cacing sebagai parasit
Tidak semua cacing sebagai parasit. Misalnya Bispira brunnea yang tinggal di karang-karang maupun Eisenia fetida (cacing harimau) yang tinggal di lapisan tanah dengan memakan sampah. Ada juga Gordius (cacing rambut kuda) yang saat bertelur sampai menjelang dewasa menjadi parasit pada insekta tetapi kalau dewasa hidup di air.
Berikut cacing-cacing yang hidup sebagai parasit.

  1. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) hidup pada usus halus mamalia seperti manusia, anjing, maupun kucing. Cacing ini  mengisap darah  yang menyebabkan inangnya mengalami kekurangan darah (anemia). 
  2. Ascaris lumbricoides (cacing tambang) juga hidup di dalam usus manusia, yang dalam jumlah banyak akan mengumpal dan membentuk bola sehingga saluran pencernaan menjadi tersumbat.
  3. Dirofilaria immitis (cacing jantung) juga menginfeksi kucing, rubah, musang dan manusia melalui perantara nyamuk Anopheles yang telah mengisap darah anjing atau hewan yang terinfeksi cacing ini.
  4. Enterobius vermicularis (cacing keremi) yang tinggal di usus besar (saat masih kecil) dan di sekitar anus (cacing dewasa). Cacing ini hidup dengan cara mengisap sari-sari makanan.
  5. Fasciola yang memiliki dua spesies yaitu Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica  hidup sebagai parasit di hati sapi, kambing, domba dan hewan memamah biak lainnya.
  6. Necator americanus juga merupakan cacing tambang yang hidup pada usus kecil mamalia seperti manusia, kucing dan anjing.
  7. Schistosoma mansoni (cacing darah) ini hidup dalam pembuluh darah manusia dengan  cara mengisap darah. Cacing ini dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan penyakit Istestinal schitosomiasis dan demam Katayama.
  8. Strongyloides starcoralis merupakan cacing parasit pada usus manusia. Cacing ini sangat berbahaya bagi bayi karena dapat tertular melalui ASI (Air Susu Ibu).
  9. Taenia terdiri dari dua spesies yaitu Taenia saginata dan Taenia solium. Tanea saginata endoparasit pada usus sapi, sedangkan Taenia solium endoparasit pada usus babi.
  10. Trichinella spiralis ini menyerang pada usus halus manusia. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika telah memakan daging babi karena daging tersebut mengandung sista, karena tidak dimasak sampai matang. Penyakit ini dikenal dengan nama Trichinosis.
  11. Trishuris trichirua (cacing cambuk) ini mempertahankan hidupnya mengisap darah dari dinding usus manusia. Telur cacing ini bercampur di tanah dalam lingkungan yang kotor. Manusia dapat terkena infeksi terkuariasis, yaitu ketika telur cacing tersebut tertelan yang akhirnya menetas dalam usus halus.
  12. Wuchereria bancrofti  (cacing filaria) ini hidup dalam pembuluh getah bening atau pembuluh limfa pada kaki manusia dengan cara mengisap darah manusia. Cacing ini menyumbat pembuluh limfa sehingga berakibat bengkak dan membesar pada kaki seperti kaki gajah. Penyakit kaki gajah disebut Elepantiasis.
Demikianlah postingan mengenai berbagai ragam cacing (vermes) serta habitatnya sebagai parasit pada makhluk hidup, khususnya hewan mamalia. Semoga bermanfaat.


Referensi
Rasya M. 2009. Beraneka Ragam Cacing (Vermes). PT Sandiarta Sukses

Sumber gambar :
http://www.dearyoti.com/wp-content/uploads/Cacing-tanah-dan-manfaatnya.jpg

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © . Taksonomi Makhluk Hidup - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger